Bismillaahi Rohmaani Rohiimi

The Widgipedia gallery requires Adobe Flash Player 7 or higher.
Sang Petualang Sejati

Kenikmatan & Kemuliaan
yang paling besar

Ditulis oleh: Ummu Syahid

As salaamu alaikum wa rohmatullohi wa barokatuhu

       Sesungguhnya termasuk kenikmatan Alloh yang paling besar dan agung yang diberikan kepada kita (para wanita mujahidin) yaitu Alloh memberikan kemuliaan kepada kita dengan menjadikan kita termasuk istri-istri sekelompok orang-orang yang berbarokah bi idznillah….
 Maka kewajiban kita adalah memuji Alloh dan bersyukur kepada Nya dengan memilih kita untuk menjadikan kita mentaati Nya dan menolong agama Nya pada zaman ini, dimana kita sekarang hidup di dalam keadaan keterasingan Islam di negerinya dan ditengah-tengah generasinya.

 Sesungguhnya merupakan kebahagiaan kita dan suatu kebahagiaan dengan izin Alloh, jika kita menjadi bagian dari orang-orang asing yang mereka – insyaAlloh – adalah Firqoh Najiyah dan Thoifah Manshuroh yang tidak merasa takut dengan orang-orang yang menyelisihi dan menghinanya hingga hari kiamat nanti.

 Ya… Demi Alloh, sesungguhnya kebahagiaan hakiki bagi seorang perempuan adalah dia membeli surga yang luasnya seluas langit dan bumi dengan kehidupan dunia. Bukanlah kebahagiaan itu diukur dengan makanan dan minuman, tempat duduk dan tempat tinggal yang mewah, nafkah yang banyak dan kenikmatan dunia yang fana. Akan tetapi kebahagiaan itu diukur dengan mengikuti apa yang terdapat di dalam kitab Alloh SWT dan sunnah nabi Nya, juga mengikuti para wanita salafus sholeh, para ibu-ibu sahabat wanita nabi di dalam membela agama Alloh dan andil mereka di dalam menolong keutuhan agama dengan jiwa dan harta mereka yang berharga, harta benda, keluarga, suami dan anak.

 Sejak terbitnya cahaya kenabian para wanita muslimah telah lama memiliki andil di dalam membela agama Alloh SWT. Inilah Ummul Mukminin Khodijah binti Khuwailid – ra – ketika petunjuk datang kepada Nabi SAW dalam keadaan takut dan tergoncang hatinya setelah datang wahyu pertama kalinya, ditemui oleh istrinya yang penyayang untuk menenangkan beliau, dan dia berkata: "Tidak demi Alloh, selamanya Alloh tidak akan menghinakanmu, karena sesungguhnya orang yang suka menyambung tali silaturrohim, menanggung beban tanggungan orang lain dan menolong orang yang meminta haknya".

 Perkataan yang ringkas dari istrinya seorang pemimpin mujahidin di hadapan suaminya sebagai bentuk pertolongan baginya, yang dapat menguatkan tekadnya serta menenangkan hatinya. Setelah dia mengetahui kebenaran maka menjadi jelaslah jalannya. Bahkan istri yang berbarokah ini tidak hanya cukup disitu saja pertolongannya, bahkan sampai menolong perjuangannya dan memberikan pengorbanan hingga akhir hayatnya.

 Dia adalah seorang perempuan yang pertama kali beriman kepada Rosululloh SAW dan membelanya baik dengan moril dan materiil, dia tidak kikir untuk berdakwah dengan segala fasilitas yang dia miliki. Dan itu menjadi contoh yang baik bagi kita.

 Sebagai penutup sesungguhnya kemuliaan yang paling besar bagi seorang wanita mukminah adalah jika Alloh memilihnya sebagai seorang syahidah di jalanNya. Demi Alloh, ini adalah sesuatu yang diinginkan oleh para mujahidah fi sabilillah.

 Was salaamu alaikum wa rohmatulloh wa barokatuh.


READ MORE - Kenikmatan dan Kemuliaan yang paling besar di terusna..
Sang Petualang Sejati
Angkat senjata…. 
Hai para wanita Jaziroh….

Oleh: Ummu Abdur Rohman – wanita sholeh Bani Tamim

          Diantara yang membuat ada harapan di hati kaum muslimin dan mengasah tekad untuk melawan musuh adalah ketabahan para pahlawan mujahidin secara terus menerus dan keteguhan mereka diatas jalan jihad melawan kaum salibis dan Yahudi di Irak, Afghonistan, Palestina dan Jazirah Arab. Dimana kita melihat singa-singa Islam telah memberikan kerugian yang sangat besar dan menyakitkan di barisan mereka, dan kita melihat di barisan kaum muslimin mungkin ada para wanita mujahidah yang telah menjual dunia yang fana ini dan mereka mencari keridhoan Alloh dan negeri akherat, maka mereka bersegera untuk membela Islam dan kaum muslimin.

 Mereka berpendapat keluarnya para lelaki untuk berjihad belum mencukupi untuk membalas musuh-musuh agama, membuat sebagian dari mereka tidak dapat duduk-duduk menolak untuk bergabung di jalan jihad bersama kaum mujahidin fi sabilillah.

 Inilah dia "Royyim Ar Royaasyiy" seorang pahlawan wanita Palestina yang telah menjadi sebaik-baik contoh bagi kaum muslimah, dia telah menjual ruhnya dengan murah fi sabilillah – menurut perkiraan kami dan hanya Alloh yang maha mengetahuinya -, dia lupa dengan teriakan bayinya yang masih menyusui dan anak lakinya yang masih kecil, dia menjawab seruan Robbnya dan melaksanakan perintahnya. Alloh SWT berfirman:

قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللّهِ
وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّى يَأْتِيَ اللّهُ بِأَمْرِهِ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

"Katakanlah:"Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai lebih daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik" (QS. At Taubah : 24).

 Dan kami juga tidak akan melupakan Sana' Al Muhaidiliy….

 Pahlawan wanita ini yang telah meledakkan dirinya yang suci ditengah-tengah pasukan marinir Amerika di Beirut pada tahun 1982 M, dan yang telah datang ke Libanon dibawah penyamaran penjaga kepentingan dan melindungi ketetapan, orang yang terbunuh dengan aksi wanita ini 300 orang kafir Amerika di dalam suatu operasi militer yang sangat jarang sekali terjadi seperti itu baik secara hukum maupun hasil.

 Dan kafilah para wanita syuhada' akan terus berkelanjutan di negeri-negeri kaum muslimin yang terjajah. Juga inilah Nausyah Asy Syammariy dan Waddaad Ad Dulaimiy yang sangat menawan kita dari kota Ramadiy di bumi Irak ketika keduanya melihat pasukan salib yang besar menginjak bumi Islam, maka hati keduanya dipenuhi dengan rasa kemarahan yang mendidih terhadap kondisi kaum muslimin serta ghirohnya untuk mempertahankan bumi dan kehormatan mereka, maka keduanya melakukan amaliyat fida'iyah nisa'iyah (aksi wanita pembebasan) yang pertama kali di Irak, keduanya dapat membunuh dan melukai sepuluh tentara dari pasukan penjajah.

 Di sana, di negeri Kaukasus telah menyebarkan bau wangi Islam, dan para wanita Checnya telah menghirupnya, maka mereka mempersembahkan dirinya untuk membela Islam dan pemeluknya, dan mengalahkan musuh di tanah negerinya. Ada beberapa amaliyat istisyhadiyah (aksi bom syahid), yang terakhir kalinya adalah ledakan besar di salah satu stasiun kereta di Rusia yang telah membunuh banyak orang-orang komunis Rusia.

 Akan tetapi apa yang terjadi dengan kalian wahai para wanita Jazirah? Apa yang terjadi pada kalian yang dimana masih melekat kisah Shofiyyah binti Abdul Muthollib ra dan kepahlawanan Ummu Ammaroh terekam di pikiran kalian?

 Apa yang akan kalian perbuat jika musuh menginjak-injak tanah negeri kalian? Wahai saudariku, apakah kalian akan menunggu supaya dia menawanmu dan menimpakan berbagai macam rasa kehinaan, siksaan dan perampasan? Apakah kalian menunggu untuk melihat anak-anak kecil kalian dibunuh dan disembelih? Sedangkan kalian hanya bisa berteriak-teriak dan menjerit-jerit?

 Maka kalian wahai para wanita muslimah, hasil akhirnya adalah salah satu dari dua hal ini: Mati dengan mulia yang mengakibatkan kehidupan yang sejahtera dan bahagia di surga yang kekal abadi, ini tidak didapatkan melainkan dengan melakukan I'dad dan perang fi sabilillah hingga dia mendapatkan kemenangan atau mati syahid.

 Atau hidup dengan hina dan tertawan serta dipenjara di markas-markas militer musuh, dan ini adalah kehinaan yang tidak ada kehinaan yang lebih hina dari ini, seorang penyair berkata:


ذل من يغبط الذليل بعيشٍ ربَّ عيشٍ ألذ منه iiالحِمام

"kehinaanlah bagi orang yang menginginkan kehidupan yang hina….
Mungkin kehidupan itu lebih baik daripada kematian…."

 Ukhti muslimah! Tidakkah kalian mempersiapkan diri kalian untuk berdiri menghadapi musuh? Tidakkah anda mencari mati syahid fi sabilillah?

 Hendaklah kalian mempersiapkan diri untuk jihad, dan teguh di depan para musuh, hendaklah kalian melatih dengan baik dalam hal menembakkan senjata, senjata ringan atau Klashinkov, dan tidaklah mencelakanmu dari para laki-laki di sekitarmu yang mereka duduk-duduk tidak mau melakukan I'dad untuk membela diri dan kehormatan mereka apalagi keluar untuk melawan para musuh dari negeri mereka yang terjajah.

 Saya tidak yakin bahwa hal itu bukan merupakan halangan bagi para wanita seperti kita ini, aku tidak yakin hal itu menjadi halangan jika dia memiliki iman yang kuat dan dalam, memiliki keinginan yang jujur dan ikhlas serta kemauan yang kuat.

 Sulitnya mempelajari senjata tidak menghalangimu untuk melakukan I'dad (persiapan) bagi dirimu sendiri, hal itu sebenarnya tidak sulit jika Alloh memberikan petunjuknya selama disana ada keinginan dan tekad yang kuat. Dan anda bisa memiliki edaran majalah Mu'askar Al Battar yang dapat membantumu – insyaAlloh – untuk persiapan dirimu dengan persiapan yang mencukupi sehingga engkau menjadi ganjalan di leher-leher musuh.

 Bisa juga jika anda membaca apa yang dilakukan oleh para wanita kaum muslimin ketika memerangi para penjajah negeri-negeri kaum muslimin pada awal-awal abad sebelumnya dan dimasa yang akan datang di Bosnia, Kosovo dan negeri-negeri kaum muslimin lainnya, itu juga bisa menjadi motivasi penting bagi dirimu untuk berjihad fi sabilillah, maka bangkitlah segera untuk mempelajari senjata karena anda adalah seorang pendidik bagi generasi dan orang yang melahirkan para pahlawan.
 


READ MORE - Angkat senjata…. Hai para wanita Jaziroh…. di terusna..
Sang Petualang Sejati

Sebuah realita dalam jihad

Oleh: DR. Abu Mujahid


         Dari Ummu Athiyah Nasiibah ra, dia berkata: Rosululloh SAW membai'at kami untuk tidak meratap. (HR. Al Bukhori dan Muslim) di dalam shohihnya III/141, dan Muslim no. 639.
 Saya kira umat ini telah mandul untuk melahirkan seorang sosok seperti Khonsa' dan Haulah binti Azwar, akan tetapi saya melihat para wanita abad dua puluh ini ada orang-orang yang ingin menjadi seperti para pahlawan wanita ini. Saya lihat seperti Ummu Muhammad istri Asy Syahid Abdulloh Azzam, dalam satu hari dia kehilangan tiga orang yang termasuk manusia-manusia paling mulia, suaminya dan kedua buah hatinya (Muhammad dan Ibrohim) dan dia mengira bahwa hal itu adalah di jalan Alloh. 

 Demi Alloh, yang tidak ada ilah selain Alloh, sungguh aku sangat bingung apa yang harus kita lakukan untuk berbela sungkawa kepadanya ketika dia masuk untuk bertemu dengan mereka untuk melihat mereka untuk mengucapkan perpisahan yang terakhir. Saya katakan: "Bagaimana mungkin seorang perempuan seperti dia dalam kondisi seperti ini masih ingin melihat mereka? Akan tetapi dia yakin bahwa Alloh SWT menurunkan kesabaran sesuai dengan ujian yang dia hadapi. Diriku merasa kecil jika membayangkan kondisinya ketika dia melihat mereka.

 Ummu Muhammad berkata: "Ketika kami sampai dirumah Syaikh maka segera saya ingin bertemu untuk melihat mereka yang terakhir kalinya, aku dapati tiga orang dalam keadaan tertutup, kemudian aku dapati anakku yang pertengahan Khudzaifah berdiri di depanku. Maka aku yakin bahwa orang itu adalah suamiku, dan anakku yang paling besar Muhammad (21 tahun) serta anakku yang ketiga (16 tahun), maka aku masuk ke dalamnya dan aku ucapkan perpisahan terakhir kemudian aku kembali ke rumahku, dan aku telah berjanji kepada Alloh untuk tidak menangisi mereka, karena suamiku sebelum kesyahidannya dia pernah bertanya kepadaku: "Apa yang akan engkau lakukan jika Alloh memberikan rezeki kesyahidan kepadaku?" Lalu aku menjawab: "Aku akan bersabar dan tabah insyaAlloh". Dan sungguh benar-benar aku telah memenuhi janjiku kepadanya, dan aku memohon kepada Alloh untuk memberikan kepadaku kesabaran dan keteguhan hingga mati. (Disadur dari pertemuan di majalah Al Mujtama' edisi 849, 2 January 1990 M.

 Sesungguhnya itu adalah pendidikan Islam secara praktek dari beberapa kejadian-kejadian yang membuat umat ini sebagai sumber yang tidak akan habis airnya untuk mengeluarkan bagi kita orang seperti wanita mujahidah dan sholihah ini, supaya menjadi pelita dan panutan bagi seluruh wanita di dunia ini pada zaman sekarang ini.

 Tidak diragukan lagi bahwa istri mujahid ini masih akan terus menjadi contoh yang paling baik bagi para wanita umat ini. Dan dia berada di barisan wanita yang terdepan di medan jihad. Dialah pendiri Al Lajnah An Nisa'iyah Al Arobiyyah (Yayasan Wanita Arab) yang memiliki andil yang sangat besar di dalam berkhidmat untuk jihad. Dibidang pengajaran dan kesehatan serta kesejahteraan keluarga para syuhada' dan anak yatim.

 Sesungguhnya bagi para wanita di dalam Islam memiliki peran yang sangat penting dan jelas di medan jihad. Telah disebutkan di dalam hadits shohih dari Nabi SAW, yang diriwayatkan oleh Al Bukhori dari Rubai' binti Muawwidz ra dia berkata: "Kami berperang bersama Nabi SAW, kami memberi minum para prajurit dan membantu mereka, mengembalikan yang terluka dan yang terbunuh ke Madinah".

 DR. Abdulloh Azzam berkata tentang hukum keikut sertaan wanita di dalam berjihad: "Peran wanita di dalam jihad adalah perkara yang telah disebutkan di dalam syareat, akan tetapi wajib menjaga syarat-syarat yang disyareatkan: seperti adanya mahrom, tidak bercampur dengan laki-laki, aman dari fitnah, dan ketika dalam keadaan terpaksa yang tidak mampu dilakukan oleh laki-laki. Bisa juga para wanita berada di barisan belakang untuk melakukan kegiatan memasak, mengobati yang sakit dan semisalnya dari kegiatan-kegiatan wanita. 

 Sedangkan membuka pintu di dalam masalah ini adalah kerusakan yang besar. "Dan jika aku pernah lupa maka aku tidak lupa peran wanita muslimah Afghon di dalam pelaksanaan jihad Afghonistan. Berapa banyak sikap wanita Afghoni di utara Afghonistan dapat membangkitkan semangatku, di desa Khoniz, berkata Syahid Umat Islam ini Abdulloh Azzam: "Kami ketika berada di jalan antara Bazarik dan Rokho kami melewati desa yang namanya Khoniz kemudian Ahmad Mas'ud menunjuk desa tersebut dan berkata: "Di desa ini ada seorang wanita dan anak-anaknya membantu kami pada tahun 1982 M, dan di desa itu tidak ada yang lain selain dia, anaknya seorang mujahid yang berjihad bersama kami, dan kami sangat takjub dengan keberanian wanita tersebut. Jika kami melihat bom itu semakin deras maka kami bersembunyi, namun dia tidak bersembunyi, padahal pada tahun itu peperangan sangat sengit sekali, dan kekuatan itu sangat dekat dengan kami. 

 Wanita tersebut yang membuat roti buat kami, dia memasak makanan kemudian memberikannya kepada kami dan anaknya. Pada suatu hari langit menghujani kami dengan awannya yang sangat panas, dan tank-tank menyalakkan kobaran apinya, dan kami pada waktu itu berada di sebuah kamar, lalu kami berusaha untuk berpencar, ternyata perempuan tersebut berdiri di depan pintu dan berkata: "Janganlah kalian keluar! Karena api ada dimana-mana nanti akan mengenai kalian". Dan anak perempuannya ikut membantunya membuat roti dan memasak, tiba-tiba dia terkena serpihan bom dan membunuhnya, maka kemudian dia menutupi anaknya dengan kain penutup lalu perempuan tersebut melanjutkan memasaknya. Kemudian suaminya juga menemui kesyahidan dan tidak ada yang tersisa lagi selain anaknya yang mujahid, lalu anaknya tersebut juga mendapatkan karunia kesyahidan. 

 Maka seluruh kaum mujahidin bersedih hati dengan hilangnya anak tersebut, lalu kami datang untuk bertakziyah kepadanya. Lalu wanita itu mengatakan: "Sungguh kesediahnku karena tidak dapat memberikan bantuan makanan kalian itu lebih aku rasakan daripada kesedihanku karena kehilangan anak kesayangan hatiku, oleh karena itu sesungguhnya mulai hari ini aku akan terus memasak makanan untuk kalian, dan aku akan membuat roti untuk kalian, aku tinggalkan dan kalian datang untuk membawanya sendiri". Mas'ud berkata: "Aku kehilangan wanita itu, mungkin dia berhijroh ke Kabul. Dan demi jiwaku jika aku mengetahui tempatnya pasti aku akan membalas atas bantuannya kepada kami".

 Aku berdiri dihadapan keadaan ini dengan pengagungan dan kekaguman! Maka kukatakan Subhanalloh! wanita ini telah mengembalikan perjalanan para shohabiyat yang seperti wanita itu dari seorang wanita kalangan bani Abdud Daar ketika sampai kepadanya kabar kesyahidan suaminya dan saudaranya serta bapaknya, lalu dia berkata: "Apa yang terjadi dengan Rosululloh SAW?" Mereka berkata: "Dia baik-baik saja". Wanita tersebut berkata: "Setiap musibah selain pada dirimu wahai Rosululloh SAW adalah kecil" artinya "remeh dan sepele".

 Mana sikap sebagian wanita kaum muslimin di negara-negara Arab? Kalian melihat salah seorang diantara mereka yang takut dari kalajengking dan tikus jika masuk ke dalam rumahnya?

 Pernah terjadi suatu kejadian di salah satu kota di Arab bahwa ada seorang perempuan yang suaminya bekerja sebagai guru di sebuah sekolahan Tsanawiyah dan tiba-tiba dia ditelpon oleh istrinya dan bilang cepat-cepatlah pulang karena ada sesuatu yang sangat penting!! Maka suaminya pulang dengan cepat sambil terengah-engah, ternyata istrinya bilang bahwa ada tikus di kamar ini!!.

 Sesunggunya wanita seperti ini tidak dapat diandalkan untuk memberikan kemampuannya untuk kaum muslimin di medan-medan perang, apalagi untuk mendidik singa-singa dikandangnya untuk menjadi tentara Alloh, Robbul Alamin.


READ MORE - Sebuah realita dalam jihad di terusna..

Perhatian !!!

Dipersilahkan kepada siapa saja untuk memperbanyak atau menukil isi tulisan ini baik sebagian maupun secara keseluruhan dengan cara apapun, tanpa merobah isinya. Semoga Alloh memberi balasan kepada siapa saja yang membantu tersebarnya ilmu dien yang hanif ini. Jazakumulloh....